7 research outputs found

    Analisis Simulasi Penerapan Algoritma OSPF Menggunakan RouteFlow Pada Jaringan Software Defined Network (SDN)

    Full text link
    Pada jaringan konvensional, konfigurasi protocol routing sangat tidak fleksibel, tidak efisien dan konfigurasi dilakukan pada tiap perangkat. Hal ini tentu saja tidak dapat memenuhi tuntutan operasional saat ini yang rata-rata memiliki jaringan yang besar dan perangkat jaringan yang memiliki spesifikasi berbeda. Software Defined Network (SDN) muncul sebagai harapan untuk permasalahan kompleksitas jaringan konvensional. Paradigma baru SDN melakukan pemisahan antara control plane dan forwarding plane. RouteFlow merupakan salah satu komponen berbasis software yang dapat mengaplikasikan protocol routing konvensional pada jaringan SDN. Open Shortest Path First (OSPF) merupakan sebuah protokol routing konvensional yang memiliki kemampuan untuk mendeteksi Perubahan topologi jaringan dengan cepat dalam sebuah jaringan yang besar. Protokol routing OSPF diterapkan pada teknologi SDN menggunakan RouteFlow dengan tujuan untuk mempermudah dalam mengontrol jaringan dengan sistem terpusat. Convergence time dan parameter Quality of Service (Throughput, Delay, Jitter dan Packet Loss) diukur dengan skenario pemutusan link, penambahan jumlah switch dan background traffic.  Hasil pengukuran convergence time menunjukan bahwa penambahan jumlah switch mempengaruhi pertambahan waktu konvergensi, sedangkan untuk parameter Quality of Service (QoS) pada peningkatan topologi switch didapatkan hasil yang masih sesuai dengan standar ITU-T G.1010 namun apabila ditambahkan background traffic yang memenuhi 50% bandwidth jaringan maka QoS memburuk

    Analisis Throughput Dan Skalabilitas Virtualized Network Function VyOS Pada Hypervisor VMWare ESXi, XEN, DAN KVM

    Get PDF
    Virtualisasi berjalan diatas suatu hypervisor yang merupakan suatu program untuk membuat dan menjalankan virtual machine. Hypervisor mengatur sejumlah resources hardware seperti RAM, CPU, dan storage yang dimiliki hardware aslinya untuk digunakan bersama-sama dengan virtual environment. Salah satu implementasi yang dapat dimanfaatkan dengan adanya virtualisasi adalah Network Function Virtualization atau yang biasa disebut NFV. Konsep ini memanfaatkan teknik virtualisasi untuk membuat suatu Virtualized Network Function (VNF) yang memiliki fungsi sama dengan network device aslinya. Salah satu VNF yang dapat digunakan secara bebas adalah VyOS. VyOS merupakan sistem operasi jaringan berbasis open source yang memiliki fungsi seperti hardware router tradicional, firewall. VPN, proxy dan fungsi jaringan lainnya. Pada penelitian ini dilakukan pengujian performansi VyOS pada bare-metal hypervisor (XEN, VMware ESXi) dan hosted hypervisor (Kernel-based Virtual Machine atau KVM).  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja dari ketiga hypervisor tersebut dalam menjalankan VNF dengan parameter throughput, dan parameter skalabilitas. Dari hasil pengujian dan anĂ¡lisis dapat disimpulkan bahwa KVM memiliki performansi kecepatan tertinggi dengan besar throughput 19.29 GB/s. Sedangkan untuk parameter skalabilitas, VMware memiliki skalabilitas yang sangat baik yang ditunjukkan dengan kecilnya degradasi performansi pada throughput saat menjalankan banyak VNF daripada XEN dan KVM

    Simulasi Virtual Local Area Network (VLAN) Berbasis Software Defined Network (SDN) Menggunakan POX Controller

    Full text link
    VLAN (Virtual LAN) merupakan sebuah teknologi yang dapat mengkonfigurasi jaringan logis independen dari struktur jaringan fisik. Hasil dari penelitian sebelumnya sudah diprediksi bahwa dibutuhkan Virtual Network yang akhirnya terciptalah VLAN. Namun paradigma jaringan saat ini tidak flexible, ketergantungan terhadap vendor sangat besar karena fungsi data plane dan control plane berada dalam satu paket device. SDN (Software defined network) yang merupakan salahsatu evolusi teknologi jaringan sesuai dengan tuntutan yang berkembang dimana memisahkan fungsi data plane dan control plane pada suatu perangkat. POX Controller digunakan untuk men-simulasikan dan menguji Platform SDN (Software defined network). Pada penelitian ini menggunakan Openflow versi 1.0 untuk memasang header VLAN sehingga penelitian ini difokuskan untuk mengevaluasi performa forwarding VLAN yang memanfaatkan Openflow sebagai control plane dapat berfungsi dengan baik. Hasil penelitian ini mengusulkan penerapan karakteristik teknologi VLAN pada SDN karena telah berjalan dengan benar sesuai hasil pengujian konektifitas, verifikasi dan keamanan. Kemudian hasil pengujian lanjutan untuk melihat pengaruh SDN dengan skenario penambahan jumlah VLAN ID didapatkan bahwa set-up time akan bertambah seiring meningkatnya jumlah host dan dengan menggunakan protokol OpenFlow, latency yang terjadi di jaringan dapat dipantau dengan parameter round trip time (RTT) yang stabil direntang 0,2 sampai 6 second walaupun jumlah vlan_id dan background traffic bertambah

    Performance Analysis on IEEE 802.11ah Standard with Enhanced Distributed Channel Access Mechanism

    Get PDF
    IEEE 802.11ah is a new task group on the IEEE 802.11 standard designed to work on the 900 MHz. It is with a range of communication coverage up to 1kilometer, lower energy consumption, and up to 8191 stations. There are two types of STAs in 802.11ah: sensor type to support sensor service and non-sensor type for offload service. In this research, it only focuses on non-sensor STA. For non-sensor STA, maximizing throughput is more important than power consumption. This research aims to see the performance of IEEE 802.1 1ah with Enhanced Distributed Channel Access (EDCA). To achieve that purpose, a mechanism is needed to provide guarantees various services required by theSTA. EDCA is an access mechanism used to set the Quality of Service (QoS) for the IEEE 802.11 standard through modifications in MAC layer. In this research,it focuses on one of the EDCA parameters, Arbitration Inter-Frame Space (AIFS). In addition, this research also focuses on the 802.11ah feature is Restricted Access Window (RAW) by changing the number of the RAW groups. From the results of the research, it is found that the improvement scheme with Arbitration Inter-Frame Space Number (AIFSN) value AC BK = 2, AC BE = 1, AC VI = 1, AC VO = 1 has better performance compared to the default scheme with AIFSN value AC BK = 7, AC BE = 3, AC VI = 2, AC VO = 2) with an average throughput of 1.504598 Mbps, average overall delay of 0.066242 second and average PDR of 62%. In addition, changes in the number of RAW groups and RAW slots affect network performance. This feature can improve the value of throughput, average delay, and Packet Delivery Ratio. The goals of this research is to know the effect of AIFSN value changes on AIFSN parameters, variation of RAW group and RAW slot number to throughput,average delay and packet delivery ratio

    Performance Analysis of VXLAN and NVGRE Tunneling Protocol on Virtual Network

    Full text link
    Virtualization is a new revolutionary approach in networking industry, its make possible to build several virtual machine (VM) in one physical hardware. In virtualization practice, one VM might be connected to others, but not all of VM in one environment must be connected due the privacy and security issues. One of the solutions which can address this issue is tunneling protocol. Tunneling protocol is a layer-2-in-layer-3 protocol which can isolate tenant traffic in virtualize environment. This research conducted about the performance of VXLAN and NVGRE tunneling protocol which works on virtualize environment and aims to determine the perfomances of throughput, delay, jitter, and vCPU Usage using variable packet size in range of 128-1514 byte. From the the result, can be conclude that both of tunneling protocol can isolate the traffic between tenant. For the performance result, NVGRE has the highest value of throughput, 771,02 Mbps and the VXLAN got 753,62 Mbps. For the delay NVGRE got 2.24 ms and VXLAN got 2.29 ms. For the jitter, NVGRE has better rate value of 0.361 ms, than VXLAN value of 0.348 ms, and the vCPU USAge performance, NVGRE has the highest performance too that value is 60.57%. So on overall performance NVGRE has the better performance than VXLAN

    Perencanaan Optical Multiplexer Untuk Layanan Data Dan POTS Di Politeknik TEDC Bandung

    Get PDF
    Teknologi OMUX (Optical Multiplexer) merupakan salah satu solusi yang ditawarkan Telkom Bandung saat ini. OMUX adalah suatu teknologi akses yang dikategorikan sebagai Broadband Access yang ditransmisikan melalui media fiber optik. OMUX merupakan perangkat multiplexer penjembatan layanan data dan POTS melalui media serat optik yang dibuat dengan sangat fleksibel berbentuk modul. Dalam Penelitian ini dilakukan perencanaan teknologi OMUX untuk layanan data dan POTS di Politeknik TEDC Bandung dengan cara melakukan perbandingan teknologi OMUX dengan salah satu dari teknologi pengembangan dari PON yaitu GPON (Gigabit PON). Perbandingan ini dilakukan untuk mengkaji implementasi OMUX sebagai teknologi paling tepat dan efisien diterapkan di pelanggan coorporate Telkom Bandung. Pengambilan keputusan adalah berdasarkan hasil perbandingan pengukuran parameter, analisis kebutuhan, kelebihan dan kekurangan masing-masing teknologi. Adapun parameter teknis yang dibahas adalah Power Link Budget, Rise Time Budget, spesifikasi perangkat dan Redaman. Dari hasil pengukuran parameter teknis dan analisa dapat dilihat bahwa teknologi OMUX dan GPON memenuhi persyaratan layanan broadband serta memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Nilai margin daya dan rise time jaringan menggunakan OMUX lebih besar dibandingkan dengan menggunakan GPON. Sehingga teknologi yang dipilih adalah OMUX untuk kampus Politeknik TEDC Bandung yang terletak di wilayah suburban dan tidak banyak kemungkinan pengguna akses broadband. Keputusan ini juga diambil berdasarkan pertimbangan effort yang dibutuhkan dan waktu instalasi (Time to Delivery Market).&nbsp
    corecore